keluaran togel camboja

    Release time:2024-10-08 03:51:03    source:live draw sg metro   

keluaran togel camboja,bataravip login,keluaran togel cambojaJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu menuding tawaran untuk bantuan bahan bakar ke rumah sakit Al Shifa di Gaza, Palestina telah ditolak diterima faksi Hamas.

Demikian pernyataan Netanyahu menjawab wawacara NBC Newsakhir pekan lalu. Melansir dari Reuters, Netanyahu mengklaim pihaknya memerhatikan kondisi memprihatinkan di rumah sakit di Gaza karena keterbatasan suplai energi untuk mendukung perawatan dan pengobatan medis.

Lihat Juga :
Bulan Sabit Merah: Bayi-bayi di RS Al-Quds Gaza Alami Dehidrasi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menawarkan bahan bakar ke rumah sakit Shifa, mereka [Hamas] menolaknya," ujar Netanyahu.

"Hamas, (yang) bersembunyi di rumah sakit dan menempatkan diri di sana, tidak menginginkan bahan bakar untuk rumah sakit...mereka ingin mendapatkan bahan bakar yang akan mereka bawa dari rumah sakit ke terowongan mereka, ke mesin perang mereka," imbuh Netanyahu.

Bukan hanya itu, dia mengatakan militer Israel (Israel Defense Force) pun sudah siap membantu evakuasi para bayi dari rumah sakit Al Shifa pada Minggu lalu. 

Lihat Juga :
Menlu Ungkap Tiga WNI Bertahan di Gaza, Relawan di RS Indonesia

Di sisi lain, faksi Hamas di Gaza membantah pernyataan Netanyahu bahwa pihaknya menolak bantuan 300 liter untuk penggunaan medis di rumah sakit Al Shifa.

"Tawaran tersebut meremehkan rasa sakit dan penderitaan para pasien yang terjebak di dalam tanpa air, makanan, atau listrik. Jumlah [bantauan bahan bakar dari Israel] ini tidak cukup untuk mengoperasikan generator rumah sakit selama lebih dari tiga puluh menit," demikian pernyataan Hamas.

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa Hamas tidak terkait dengan manajemen rumah sakit Al-Shifa.

 "Dan (Hamas) juga bukan bagian dari struktur pengambilan keputusannya. (Rumah sakit) sepenuhnya tunduk pada otoritas kementerian kesehatan Palestina," tegas faksi itu.

(Reuters/kid)