rtp retro777

    Release time:2024-10-07 21:32:07    source:jadwal main mu   

rtp retro777,paitowarnasgp,rtp retro777

  • Pasar keuangan Indonesia ambruk di mana IHSG dan rupiah sama-sama mencatat kinerja buruk
  • Wall Street berakhir di zona merah, tiga indeks  melemah
  • Data ekonomi AS, China, dan Indonesia akan menjadi sentimen penggerak pasar keuangan hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar saham RI berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja buruk dan meninggalkan level psikologis 7.700. Begitu juga rupiah yang tidak menunjukkan performa kurang baik dengan bergerak stagnan.

Pergerakan IHSG dan rupiah bisa bergerak lebih volatile hari ini, dipengaruhi oleh rilis data ekonomi hingga agenda penting di sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini bisa dibaca pada halaman tiga artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (3/8/2024) tercatat anjlok sebesar 1,01% di level 7.616,52. IHSG pun gagal melanjutkan penguatan selama dua hari beruntun pada perdagangan sebelumnya, dan membuat IHSG meninggalkan level psikologis 7.700.

Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp10,58 triliun, lebih rendah dibandingkan perdagangan pada hari sebelumnya yang mencapai Rp12,05 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 21,98 miliar lembar, terdiri dari 227 saham naik, 364 turun dan 203 tidak berubah.

Anjloknya IHSG didorong dari penurunan semua sektor kecuali sektor kesehatan yang masih mencatatkan kenaikan tipis 0,36%. Sektor teknologi tercatat paling buruk dengan penurunan 3,04%.

Sementara dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 19,8 indeks poin. Selain itu, adapula saham perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 11,7 indeks poin dan saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 7,2 indeks poin.

Baca:
Awal September, Jokowi Langsung Dapat 2 "Tamparan" Keras

IHSG memburuk di tengah kabar kurang menggembirakan dari dalam negeri, di mana data terbaru dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia dan data inflasi  Indonesia pada periode Agustus 2024 yang masih mengecewakan.

PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan beruntun yakni pada Juli (49,3) dan Agustus (48,9). Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.

Ambruknya PMI Manufaktur ini tentu memicu kekhawatiran karena manufaktur banyak menyumbang ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Ambruknya manufkatur juga bisa mencoreng kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang turun jabatan Oktober mendatang.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (2/9/2024) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus 2024. IHK turun dan di bawah ekspektasi konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), IHK masih naik atau mengalami inflasi sebesar 2,12% pada Agustus 2024 atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 2,13%. Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK turun tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03%.

Sementara konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan IHK Agustus 2024 diperkirakan stagnan 0%% dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,18%.

Deflasi empat bulan beruntun secara bulanan ini pertama kali terjadi sejak 1999 atau 25 tahun terakhir. Artinya, selama Era Reformasi, Indonesia baru mengalami deflasi empat bulan beruntun.

Deflasi ini juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, deflasi empat bulan beruntun semakin menegaskan sinyal pelemahan daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil saat ini.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv,pada perdagangan Selasa (3/9/2024) rupiah ditutup stagnan atau tidak berubah terhadap dolar AS di posisi Rp15.520/US$1.

Tidak berubahnya rupiah di tengah penguatan indeks dolar AS dan anjloknya imbal hasil treasury AS.

Pada perdagangan kemarin Selasa (3/9/2024), indeks dolar AS menguat 0,19% di level 101,84. Sementara itu, imbal hasil treasury AS 10 tahun justru anjlok 1,46% di level 3,85%.

Belum ada dorongan yang dapat menjadi angin segar untuk penguatan rupiah dari dalam negeri. Justru sebaliknya, sentimen buruknya hasil data PMI Manufaktur Indonesia dan deflasi pada periode Agustus mendorong ambruknya pasar keuangan RI.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Selasa (3/9/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat tipis di posisi 6.66% dari perdagangan sebelumnya.

Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak ditutup anjlok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu dini. Wall Street mengawali perdagangan di hari pertama bulan September dengan catatan buruk.

Indeks Dow Jones melemah 1,51% di level 40.936,93 begitu juga dengan S&P 500 ambruk 2,12% ke posisi 5.528,93, diikuti dengan Nasdaq jatuh 3,26% ke 17.136,3.

Indeks utama Wall Street jeblok karena investor menilai data aktivitas pabrik terbaru, dengan serangkaian laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis di sepanjang minggu ini dapat memengaruhi tingkat pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed) tahun ini.

Aktivitas manufaktur AS naik tipis pada Agustus dari level terendah delapan Juli di tengah beberapa perbaikan dalam ketenagakerjaan, tetapi tren keseluruhan terus menunjukkan aktivitas pabrik yang lesu.

Baca:
RI Dibayangi Deflasi, IHSG Ditutup Anjlok 1% Hari Ini

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli. Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi lima bulan berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Penurunan bursa saham AS didorong oleh anjloknya saham-saham teknologi, dimana Nvidia (NVDA) anjlok hingga 7%, Apple (AAPL) turun 2%, dan Alphabet (GOOGL) terkoreksi 2,58%.

Kini para pelaku pasar menunggu sejumlah laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis akhir pekan ini, menjelang data penggajian nonpertanian untuk periode Agustus pada  Jumat. Pasar tenaga kerja menjadi sorotan lebih besar, setelah laporan Juli mengisyaratkan perlambatan yang lebih besar dari yang diperkirakan, yang akibatnya memicu aksi jual global pada aset-aset berisiko.

Pertemuan bank sentral AS akhir bulan ini akan dicermati dengan saksama, menyusul dukungan terbaru dari Ketua Jerome Powell untuk penyesuaian kebijakan yang akan datang.

Menurut FedWatch Tool milik CME Group, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di angka 63%, sementara peluang untuk penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps berada di angka 37%.

Pergerakan IHSG maupun rupiah bergerak kurang agresif pada perdagangan kemarin. Pada hari ini pergerakan IHSG dan juga rupiah diprediksi akan lebih volatile dengan beberapa kabar dari dalam negeri maupun luar negeri.

Ambruknya Wall Street bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar saham global, termasuk Indonesia.  Indeks dolar AS yang masih kencang juga bisa menekan rupiah. Indeks dolar menguat ke 101,74 yang menjadi posisi terkuatnya sejak 19 Agustus 2024. Dengan indeks dolar yang menguat maka ada potensi rupiah terus tertekan. Padahal, nilai tukar rupiah sudah melemah pada Jumat pekan lalu dan Senin pekan ini serta stagnan pada Selasa kemarin. Artinya, rupiah tak mampu menguat sejak Kamis pekan lalu.

OJK Beri Kabar Pencairan Dana Pensiun

Kabar kurang mengenakkan datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kebijakan baru untuk pencairan dana pensiun para pekerja RI.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, mengatakan mulai Oktober 2024 mendatang dana pensiun tidak dapat dicairkan sebelum 10 tahun.

Hal tersebut disampaikan dalam acara HUT ADPI ke- 39 di Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Ogi mengatakan bahwa peserta wajib memilih perusahaan asuransi jiwa untuk membeli Produk Anuitas, apabila 80% saldo Manfaat Pensiun Peserta lebih dari Rp 500 juta setelah memperhitungkan PPh 21.

Ia juga menjelaskan pencairan anuitas kurang dari 10 tahun membuat Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) tidak pernah mengalami kenaikan. Sebab, 80% dana tersebut justru langsung dicairkan. Dikarenakan, pencairan sebelum 10 tahun membuat hal tersebut menjadi kurang selaras dengan tujuan dan manfaat program pensiun.

PMI Manufaktur AS

Manufaktur AS mengalami kontraksi pada Agustus di tengah beberapa peningkatan data ketenagakerjaan. Kontraksi ini adalah yang kelima kalinya secara beruntun. Kontraksi disebabkan penurunan pesanan baru dan peningkatan inventaris menunjukkan aktivitas pabrik dapat tetap lesu untuk sementara waktu.

Survei dari Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa juga menunjukkan produsen terus membayar harga yang lebih tinggi untuk input bulan lalu. Hal itu tidak mengubah ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ketika memulai siklus pelonggaran yang telah lama ditunggu-tunggu bulan ini.

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli.

Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada periode Agustus untuk bulan kelima berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Perlambatan manufaktur di AS di satu sisi menunjukkan dampak suku bunga tinggi sudah terasa di AS. Hal ini bisa mendukung pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Namun, di sisi lain, perlambatan ekonomi akan berdampak  negatif kepada perusahaan karena penjualan bisa berkurang. Perlambatan aktivitas ekonomi AS juga bisa berdampak buruk ke negara lain karena impor atau permintaan barang ke negara lain bisa berkurang.


Neraca Dagang AS

Pada hari ini Rabu (4/9/2024), AS akan merilis neraca perdagangan Juli 2024 bersama dengan data ekspor dan impor. Sebelumnya, defisit perdagangan di AS menyempit menjadi US$73,1 miliar pada Juni 2024 dari level tertinggi 20 bulan yang direvisi sebesar US$75 miliar pada bulan sebelumnya, tetapi di atas ekspektasi pasar sebesar US$72,5 miliar.

Baca:
RI Dibayangi Deflasi, IHSG Ditutup Anjlok 1% Hari Ini

Kemudian, ekspor naik sebesar 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi US$265,9 miliar, tertinggi kedua yang pernah tercatat, di tengah peningkatan penjualan pesawat sipil, kendaraan bermotor, dan komoditas energi, termasuk gas alam, produk minyak bumi, dan bahan bakar minyak. Peningkatan ekspor barang cukup untuk mengimbangi sedikit penurunan ekspor jasa, yang sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya perjalanan.

Sementara itu, impor naik sebesar 0,6% menjadi US$339 miliar, dengan dukungan dari pembelian operasi farmasi, semikonduktor dan peralatan listrik, serta komoditas energi. Di antara berbagai negara, kesenjangan dengan Italia menurun sebesar US$1,7 miliar menjadi US$3,1 miliar, defisit dengan China menurun sebesar US$1,6 miliar menjadi US$22,3 miliar, dan saldo dengan Singapura bergeser ke defisit sebesar US$0,4 miliar dari surplus sebesar US$1,3 miliar.

Pada hari ini, AS juga akan merilis  Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) periode Juli 2024. Pada periode sebelumnya, jumlah lowongan pekerjaan sedikit berubah menjadi 8,184 juta pada Juni 2024 dari 8,23 juta yang direvisi naik pada Mei, dan dibandingkan dengan perkiraan 8 juta lowongan pekerjaan.

Data tenaga kerja adalah salah satu pertimbangan utama The Fed. Jika data memburuk maka ada kemungkinan pemangkasan suku bunga bulan ini bisa dilakukan demikian juga sebaliknya.

PMI Jasa Umum China

Pada hari ini Rabu (4/9/2024), terdapat rilis data PMI Jasa Umum Caixin China periode Agustus 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Umum Caixin China naik menjadi 52,1 pada Juli 2024 dari level terendah 8 bulan di Juni sebesar 51,2, di atas perkiraan pasar sebesar 51,4. Angka tersebut menjadi kenaikan pada bulan ke-19 pertumbuhan aktivitas jasa, dibantu oleh kenaikan yang lebih cepat dalam pesanan baru, kenaikan berkelanjutan dalam penjualan ekspor, dan lapangan kerja yang kuat.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Neraca Dagang AS periode Juli 2024 (19.30 WIB)
• Lowongan Pekerjaan JOLTs AS periode Juli 2024 (21.00 WIB)
• PMI Jasa Umum Caixin China periode Agustus 2024 (08.45 WIB)
* Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka pembahasan RUU APBN TA 2025 di ruang rapat Banggar DPR, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• RUPSLB - PT Mahaka Media Tbk (ABBA)
• RUPSLB - PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Next Page Sambut Awal September Dengan Buruk, Pasar Wall Street Ambruk
Pages Next