pusattogel

    Release time:2024-10-08 01:36:47    source:ah toto togel   

pusattogel,pengeluaran laos,pusattogel

Jakarta, CNBC Indonesia- Pertamina International Shipping (PIS) menyebut, sistem logistik yang efektif dan efisien, koordinasi rantai pasok, serta penerapan strategi yang jitu dalam mengatasi ketidakpastian eksternal menjadi kunci utama bagi perusahaan menghadapi tantangan industri logistik di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO PIS Yoki Firnandi dalam perhelatan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership 2024 di Bali, Selasa (3/9/2024).

"PIS bertanggung jawab atas mayoritas rantai suplai energi di seluruh Indonesia. Setiap tahunnya kami berhasil mengantarkan lebih dari 160 miliar liter berbagai jenis energi dan melakukan lebih dari 20 ribu pengapalan energi ke seluruh pulau-pulau di Indonesia," ungkap Yoki.

Di samping itu, Yoki menjelaskan bahwa langkah pertama dalam menjawab tantangan tersebut adalah memiliki sistem bisnis logistik yang efisien dan efektif. Langkah ini dicapai dengan memetakan dan mengawasi dengan ketat performa logistik perusahaan sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pengiriman energi.

Hal kedua, PIS memiliki mekanisme koordinasi yang cermat di internal yang memudahkan perusahaan berkoordinasi antara para pemangku kepentingan dan pelaku industri. Koordinasi yang cermat ini mampu menyokong PIS dalam perencanaan, operasional, dan eksekusi masterplan.

Baca:
Begini Ngerinya Jika Kelas Menengah Dibiarkan 'Jatuh Miskin'

Poin berikutnya adalah strategi menghadapi faktor-faktor ketidakpastian. Sebagaimana diketahui, perdagangan dan ekonomi dunia tidak melepaskan diri dari ancaman-ancaman eksternal. Bencana alam, infrastruktur yang belum merata, kondisi geopolitik, adalah variabel eksternal tak terduga yang perlu diantisipasi.

"Dalam mencapai ketiga hal tersebut kami juga menempuhnya melalui pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan penggunaan teknologi yang tepat. Terakhir, regulasi dan dukungan pemerintah membantu kami terus optimal dalam menjaga rantai pasokan energi di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Dalam forum tersebut, sistem logistik yang andal disebut sebagai salah satu faktor terpenting dalam rantai perdagangan dan ekonomi dunia. PIS yang memiliki visi sebagai salah satu pemain utama industri logistik maritim global, berhasil menunjukkan kinerja yang prima untuk ikut menjaga ketahanan energi nasional.

Dalam forum tersebut, Sekretaris Jenderal United Nations Trade and Development (UNCTAD) Rebecca Grynspan membuka sesi dengan menyampaikan pentingnya jaringan logistik yang andal di dunia yang semakin terhubung seperti saat ini. Beragam kejadian besar dunia seperti pandemi Covid-19, konflik geopolitik, dan bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim, merupakan tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh seluruh pemimpin dunia dan industri terkait.

Studi oleh UNCTAD menemukan negara-negara berkembang dengan bentang geografi kepulauan paling menderita akibat tantangan tersebut dengan rata-rata biaya logistik lebih tinggi 32 - 35% dari median global. Kenaikan biaya logistik maritim mengakibatkan inflasi di negara berkembang 5 kali lebih besar di kelompok negara tersebut.

"Berdasarkan penelitian kami, biaya logistik maritim mengakibatkan inflasi 5 kali lebih tinggi di negara-negara berkembang. Indonesia paham betul mengenai ini. Dengan lebih dari 18.000 pulau, banyak penduduk di kepulauan ini merasakan konsekuensi dari mahalnya harga barang-barang kebutuhan harian mereka. Kenyataan ini menekankan seberapa gentingnya kita untuk meningkatkan ketahanan, inklusivitas, dan keberlanjutan rantai pasokan kita di dunia," ungkap dia.

Baca:
Kinerja Moncer, PIS Terbukti Jadi Ujung Tombak Maritim RI

Sesi di forum internasional yang digelar oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini tak hanya dihadiri oleh PIS dan UNCTAD. Beberapa pakar dan praktisi dari lembaga dan perusahaan internasional.

Adapun pakar dan praktisi dari lembaga dan perusahaan internasional yang dimaksud adalah Senior Ekonomi Bank Dunia Csilla Lakatos, Wakil Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan Alvin Botes, Direktur Bank Pembangunan Islam Indonesia Amer Bukvic, Asisten Kepala Eksekutif/Pejabat Risiko Utama Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura Tan Hoe Soon.

Selain itu, ada juga Sekretaris Negara Kementerian Perencanaan Kamboja Poch Bunnak yang turut memperkaya diskusi mengenai isu logistik dan perdagangan di negara-negara berkembang.


(dpu/dpu) Saksikan video di bawah ini:

Video: Membedah Peran Nyata Sektor Logistik Dalam Mendorong Ekonomi

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article PIS Jadi Sponsor 2 Tim Voli Jakarta, Apa Saja?