kuta slot

    Release time:2024-10-09 22:39:51    source:newgoal   

kuta slot,shio kambing5,kuta slot

Daftar Isi
  • Gerhana Matahari Cincin
  • Hujan meteor Draconid
  • Purnama Pink Moon
  • Hujan meteor Orionid
Jakarta, CNN Indonesia--

Sejumlah fenomenaakan menghiasi langit pada Oktober, di antaranya hujan meteor Orionid dan hujan meteor Draconid.

Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Oktober dapat dinikmati dengan mata telanjang, namun beberapa fenomena perlu dilihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.

Lihat Juga :
Ahli Bongkar Asal-usul Asteroid Pemusnah Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 2 Oktober, dimulai pada pukul 15.42 GMT (22.42 WIB).

Puncak fenomena ini akan terjadi pada 18.45 GMT (1.35 WIB pada 3 Oktober).

Fenomena ini disebut hanya akan terlihat oleh mereka yang menyaksikannya dari dalam jalur annularitas - jalur selebar 265 hingga 331 kilometer di mana Bulan akan menutupi sekitar 93 persen piringan Matahari.

"Cincin api" pada fenomena gerhana ini akan terlihat secara eksklusif di dalam jalur annularitas yang melintasi Samudra Pasifik, Chili bagian selatan, dan Argentina bagian selatan.

Lihat Juga :
Hitung Mundur Asteroid Apophis Pepet Bumi Lebih Dekat dari Satelit

Hujan meteor Draconid

Puncak hujan meteor Draconid akan terjadi pada 8 Oktober. Waktu terbaik untuk menikmati fenomena ini adalah pada 7 Oktober malam hingga 8 Oktober pagi.

Hujan meteor Draconid merupakan fenomena tahunan. Pada tahun ini, hujan meteor Draconid berlangsung pada 6 hingga 10 Oktober.

Hujan meteor ini disebabkan oleh sisa-sisa komet periodik kecil 21P/Giacobini-Zinner. Michel Giacobini menemukan komet ini secara visual pada 20 Desember 1900.

Pada kondisi langit gelap, pengamat bisa menikmati sekitar 10 meteor per jam ketika fenomena ini terjadi.

Purnama Pink Moon

Bulan purnama merupakan fenomena langit bulanan. Pada Oktober, Bulan purnama akan menghiasi langit pada 17 Oktober.

Bulan purnama Oktober di Bumi bagian selatan memiliki beberapa nama, mulai dari Egg Moon, Fish Moon, Seed Moon, Pink Moon, hingga Waking Moon.

Lihat Juga :
Asteroid Raksasa Berpeluang Hantam Bumi, Ahli Ungkap Sebabnya

Hujan meteor Orionid

Puncak hujan meteor Orionid akan terjadi pada 20-21 Oktober mendatang. Hujan meteor ini sendiri aktif sejak 26 September hingga 22 November.

NASA menggambarkan Orionid sebagai "salah satu hujan meteor terindah tahun ini."

Hujan meteor ini dapat muncul di mana saja di langit. Namun, tampaknya mereka berasal dari dekat Betelgeuse, bintang raksasa merah terkenal di rasi bintang Orion.

Orionid sendiri merupakan salah satu dari dua hujan meteor tahunan yang disebabkan oleh komet Halley, yang terakhir terlihat di tata surya bagian dalam pada 1986. Hujan meteor lainnya adalah hujan meteor Eta Aquarid, yang puncaknya setiap tahun pada awal Mei.

Pada momen puncaknya, diperkirakan ada sekitar 23 meteor per jam dapat terlihat. Mereka diperkirakan melintas kecepatan 66 kilometer per detik atau sekitar 238 ribu km/jam.

(lom/dmi)