jepe138 slot

    Release time:2024-10-07 21:51:18    source:klx4d   

jepe138 slot,galaxy77 link alternatif,jepe138 slotJakarta, CNN Indonesia--

Jurnalis VOA keturunan Indonesia, Patsy Widakuswara, mengalami kejadian kurang menyenangkan saat meliput pertemuan puncak ASEANdenganAmerika Serikat di Jakarta pada Rabu (6/9). Ia diminta keluar oleh petugas usai bertanya dengan cara berteriak ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Patsy merupakan kepala biro Gedung Putih VOA yang datang bersama rombongan delegasi Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Dalam sebuah utasdi akun X (dulu Twitter), Patsy menceritakan kronologi insiden tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Jokowi Singgung Kasus TPPO hingga Illegal Fishing di KTT ASEAN-India

[Gambas:Twitter]



Kepada Harris, dia bertanya apakah AS hampir mencapai kesepakatan terkait nikel dengan Indonesia. Sementara kepada  Jokowi dia melontarkan pertanyaan apakah dia kecewa karena Presiden Joe Biden memilih tak hadir di KTT ASEAN.

Namun usai meneriakkan dua pertanyaan itu, Patsy langsung diadang oleh petugas keamanan yang berjaga di dalam ruangan dan memintanya keluar.

Di luar ruangan, dia kemudian "dikepung" oleh beberapa petugas, karena berteriak melontarkan pertanyaan. Petugas bahkan meminta nama Patsy dan melarangnya mengikuti rangkaian kegiatan lainnya di pertemuan itu.

"Mereka mengatakan saya dilarang mengikuti berbagai kegiatan. Mereka memblokir saya, mengadang, dan seorang petugas perempuan menyandarkan badannya ke saya," tulis Patsy di akun X.

Dia kemudian melanjutkan, "Petugas itu bahkan sempat mengatakan sampai kiamat pun saya tidak akan mengizinkan dia masuk."

Lihat Juga :
Apa Makna 'Bharat' yang Disebut Akan Jadi Nama Baru India?

Patsy menyebut meneriakkan pertanyaan seperti itu adalah hal yang lumrah dan sangat biasa di kalangan pers Amerika Serikat, meskipun ada saat-saat tertentu di mana melontarkan pertanyaan adalah hal yang kurang pantas.

"Setiap ada kesempatan untuk bertanya, memang harus digunakan. Kalau kita nurut, patuh, kepada instruksi kapan boleh nanya kapan tidak, itu berarti kita tidak menjalankan tugas sebagai wartawan. Itu berarti kita tunduk pada pemegang kekuasaan," ujarnya.

Setelah delegasi AS dengan dibantu Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Kim berusaha berdiskusi, Patsy akhirnya diizinkan masuk ke dalam ruangan. Dia juga diizinkan masuk setelah berjanji tidak akan berteriak maupun mengajukan pertanyaan selama pertemuan berlangsung.

Menanggapi insiden ini, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani mengaku menyesalkan kejadian itu. Dia menegaskan pemerintah RI menjunjung tinggi kebebasan pers, meski memang ada protokol tertentu untuk setiap acara.

Pilihan Redaksi
  • Prabowo soal Hubungan RI dengan China-AS: Jelas Posisi Kita Non-Blok
  • Kronologi Rasa Sayange Diklaim Malaysia hingga Diprotes PM Anwar
  • Sekjen PBB Wanti-wanti Jokowi dan ASEAN soal LCS hingga Myanmar

"Kami menyesalkan insiden yang terjadi pada Patsy Widakuswara dan memahami kekhawatiran yang ditimbulkan, dan menekankan komitmen kami terhadap kebebasan pers yang dijamin dalam UUD Indonesia," kata Duta Besar RI untuk AS, Rosan Roeslani, seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Dia menambahkan, "Fokus dalam acara foto yang dihadiri Patsy Widakuswara adalah untuk mendapatkan foto dalam waktu singkat, dan pertanyaan biasanya memang tidak ditanggapi. Acara itu terjadi sebelum pertemuan bilateral, bukan konferensi pers."

"Teriakan dan suara nyaring menimbulkan kekhawatiran bagi pihak keamanan, yang berujung pada diambilnya keputusan untuk membatasi perilaku serupa, meskipun kami menghormati hak reporter untuk mengajukan pertanyaan."

Dubes Rosan juga memastikan insiden tersebut sudah ditangani di tempat dan Patsy telah diizinkan kembali ke ruangan pertemuan.

"Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung kebebasan pers dan akan berusaha untuk mengklarifikasi dan mematuhi protokol masing-masing acara untuk mencegah kesalahpahaman atau gangguan di masa depan," kata dia.

CNNIndonesia.comtelah mendapatkan izin dari Patsy Widakuswara untuk mengutip unggahannya di media sosial. 



(dna/dan)