matahitam live

    Release time:2024-10-07 21:48:08    source:erek2 70   

matahitam live,sumseltoto link,matahitam liveJakarta, CNN Indonesia--

Malaysia siap mengevakuasi warga negaranya dari Rusiausai pemberontakan Wagner Grouppekan lalu.

Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengatakan pemerintah bersiap mengangkut 755 warga Malaysia, jika keselamatan mereka di Negeri Beruang Merah terganggu.

Lihat Juga :
Apa Dampak Pemberontakan Wagner terhadap Perang di Ukraina?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Zahid membeberkan Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir telah memberi pengarahan ke dirinya dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

[Gambas:Video CNN]

"Jadi, kami memantau situasi di sana," ujar dia lagi.

Pada Sabtu, Kedutaan Besar Malaysia di Rusia mendesak seluruh warga Malaysia, khususnya pelajar di Moskow, Saint Petersburg, dan Volgograd, untuk tetap di kediaman mereka.

Kedubes Malaysia juga mengimbau agar warga tetap tenang, membatasi gerak di luar ruangan, dan menjauhi area konflik

Selain itu, mereka menyarankan warga Malaysia yang tinggal di Rusia membawa dokumen pribadi setiap saat seperti paspor.

Kedubes Malaysia juga melarang warganya yang hendak bepergian ke Rusia hingga situasi mereda, kecuali jika ada kepentingan mendesak.

Tak hanya Malaysia, Singapura juga mengeluarkan imbauan serupa.

Kementerian Luar Negeri Singapura mengimbau warga untuk menunda semua perjalanan yang tidak penting ke Rusia.

Pilihan Redaksi
  • Apa Dampak Pemberontakan Wagner terhadap Perang di Ukraina?
  • Jemaah Haji Sebut Suhu Saudi 'Bak Neraka', Tembus 46 Derajat Celsius
  • Alasan Wagner Batal 'Kudeta' Rusia: Tak Mau Ada Pertumpahan Darah

Seruan itu muncul karena "situasi keamanan yang tak stabil di Rusia selatan yang dapat menyebar ke bagian lain negara itu."

Pada Sabtu, kelompok tentara bayaran Wagner berencana menyerbu Moskow. Di hari itu pula, mereka sudah tiba di Rostov, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Rusia.

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim telah menguasai fasilitas militer dan lapang terbang di Rostov. Tak lama setelah ini, Presiden Rusia Vladimir Putin merespons tindakan sekutu dekatnya dalam sebuah pidato di televisi.

Putin mengatakan aksi Prigozhin sebagai pengkhianatan dan menusuk rakyat Rusia dari belakang. Di saat itu, ia juga menghubungi pemimpin negara lain dari Belarus hingga Turki.

Setelah itu, Presiden Belarus Alexander Lukashenko menawarkan agar Prigozhin dan pasukannya tak menyerang wilayah Rusia, dan pertumpahan darah bisa dihindari. Bos Wagner lalu sepakat dan dilaporkan pergi ke Belarus.

(isa/rds)