akun gojek biar gacor

    Release time:2024-10-08 03:57:54    source:link beli chip ungu   

akun gojek biar gacor,dingdong togel link alternatif login,akun gojek biar gacorJakarta, CNN Indonesia--

Arab Saudi secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah secara resmi bergabung pada BRICS, organisasi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan pada Selasa (2/1).

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang memiliki kedekatan dengan AS. Oleh karenanya, bergabungnya Saudi ke dalam blok kerjasama ekonomi yang di dalamnya terdapat China tersebut dinilai membuat Negeri Paman Sam resah. Keresahan tersebut tidak terlepas dari persaingan geopolitik yang terjadi di antara keduanya.

Lantas, kenapa negara Arab seperti Saudi gabung Rusia-China meski sebenarnya sekutu dekat AS?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain hal tersebut, ia memandang bahwa saat ini tatanan dunia telah bergeser dari unipolar yang didominasi AS menjadi multipolar.

"Dunia unipolar di bawah AS sudah hampir selesai, terganti dengan dunia multipolar di mana negara-negara lain, termasuk yg di BRICS memainkan peran yang makin penting," kata Shofwan.

Bergabungnya Saudi memang sedikit banyak menggeser peta kekuatan di dunia, terutama di kawasan. Meski begitu, Shofwan memandang bahwa dampak dari keputusan ini akan terjadi secara bertahap.

Ia mengemukakan bahwa AS akan memandang Saudi sebagai entitas yang saat ini sudah keluar dari orbit pengaruhnya. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan konsekuensi yang nantinya akan diambil oleh AS.

[Gambas:Video CNN]

"Ini bisa memunculkan dua hal. Pertama, AS mencoba mendekat ke saudi dengan menawarkan berbagai hal seperti persenjataan yang selama ini ditawarkan terbatas saja. Kedua, AS akan mendisiplinkan Saudi," jelas Shofwan.

Mengingat Saudi merupakan salah satu mitra AS dalam komoditas minyak, Shofwan melihat bahwa peristiwa ini akan mengakibatkan AS tidak lagi melihat saudi sebagai sumber minyak yang stabil. Ia oun menjelaskan kemungkinan perang baru yang dibuat oleh AS guna mendapat akses lain akan minyak bumi.

"Karena minyak dari Arab Saudi tidak lagi menjadi suplai yang stabil dan pasti, AS perlu akses yg lebih banyak. Bagaimana caranya? Ya dengan melibatkan diri dalam berbagai konflik yang memungkinkannya mendapatkan dan menguasai akses energi baru," tutup Shofwan.

Lihat Juga :
China Sewot karena Tetangga RI Papua Nugini Rusuh, Kenapa?

Segendang sepenarian, akademisi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran pun melihat bahwa hal ini merupakan langkah dari Saudi untuk mengurangi ketergantungannya akan komoditas minyak bumi yang semakin waktu semakin menipis.

"Saudi sadar jika ketergantungan pemasukan negara dari minyak bumi perlu diakhiri," ujar Reza.

Ia melihat bahwa bergabungnya Saudi akan menjadikan negaranya meningkatkan daya tawarnya terhadap salah satu mitra besarnya, yakni AS.

Reza melihat bahwa bergabungnya Saudi membukakan pintu-pintu kesempatan lain, yani perekat antara BRICS dan OKI, Liga Arab, maupun GNB. Hal ini ia nilai dapat mengakibatkan kelompok negara tersebut bisa membuat agenda global baru.

Argumentasi tersebut ia landasi dengan dasar BRICS yang mempunyai 40% penduduk dunia.

Lihat Juga :
Pangeran Saudi MbS Lantang Bersuara soal AS-Inggris Serang Yaman

Salah satu potensi menarik yang Reza lihat adalah potensi untuk BRICS menjadi penekan bagi Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB). Ia menyebut bahwa PBB saat ini didominasi oleh negara-negara yang memiliki corak peradaban tertentu.

Saat ini, Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB terdiri dari PRC yang peradabannya China. Selain itu, terdapat AS, Inggris, Perancis, dan Rusia, yang peradabannya Kristen, Yunani, dan Romawi, serta berkulit Putih. Tidak ada peradaban Hindu, padahal agama ini memiliki lebih dari 1 Milyar pengikut. Tidak ada peradaban Islam, yang pengikutnya diatas 1 Milyar," jelas Reza.

(sym/bac)