pantun minta thr

    Release time:2024-10-08 02:31:41    source:apriltoto login   

pantun minta thr,holyslots88,pantun minta thr

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 1,01% ke level 7.616,52 pada penutupan perdagangan Selasa (3/9/2024). Koreksi ini terjadi usai data inflasi terbaru Indonesia pada periode Agustus 2024 masih lesu.

Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin (2/9/2024) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus 2024. IHK mengalami deflasi sebesar 0,03% (month to month/mtm) pada Agustus 2024, dipicu oleh penurunan harga pangan bergejolak a.l. bawang merah, daging ayam ras, tomat dan telur ayam ras.

Baca:
Dolar AS Nanjak Lagi, Rupiah Rawan Melemah!

Ini adalah deflasi dalam 4 bulan beruntun sejak Mei 2024. Indonesia sebelumnya pernah mengalami deflasi beruntun pada 1999, 2008 dan 2020.

Deflasinya IHK Indonesia dapat memicu kekhawatiran di pasar bahwa stabilitas inflasi yang terlalu rendah bisa mengindikasikan lemahnya daya beli konsumen, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Lantas, apa dampak deflasi bagi investor?

Mengutip Investopedia, deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa dalam jangka waktu yang panjang. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi, yang ditandai dengan kenaikan harga.

Beberapa ekonom melihat deflasi lebih serius daripada inflasi karena deflasi lebih sulit dikendalikan. Selama masa deflasi, barang dan jasa konsumen bukanlah satu-satunya barang yang harganya turun.

Bagi investor, deflasi dapat berarti penurunan nilai investasi mereka, seperti saham dan obligasi.

Ketika saham, obligasi, real estat, dan komoditas nilainya jatuh, kepemilikan uang tunai relatif meningkat. Hal ini menyebabkan berkurangnya investasi, yang berpotensi menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam harga aset.

Ketika deflasi berlangsung terlalu lama, laba perusahaan mulai menurun. Kondisi ekonomi (seperti kelebihan pasokan) memaksa perusahaan untuk menjual produk mereka dengan harga yang semakin rendah.

Perusahaan selanjutnya akan memangkas biaya produksi, mengurangi upah karyawan, memberhentikan pekerja, dan bahkan menutup fasilitas produksi.

Jika itu terjadi, pengangguran akan meningkat, ekonomi tidak dapat berkembang, dan orang-orang tidak akan membelanjakan uang mereka karena masa depan ekonomi mereka tampak tidak pasti. Ekonomi yang melemah merupakan berita buruk bagi konsumen, pekerja, bisnis, dan investor.

Pada masa inflasi, pemerintah mengekang pengeluaran dan mendorong tabungan dengan menaikkan suku bunga.

Mereka melakukan yang sebaliknya untuk mendorong pengeluaran selama deflasi. Tetapi mereka tidak dapat dengan mudah menurunkan suku bunga nominal ke level negatif, atau di bawah nol. Bank sentral di wilayah yang terkena deflasi hanya dapat mengubah nilai tukar sedikit saja.

Ketika tingkat deflasi meningkat, harga ekuitas dapat mulai menurun karena orang menjual investasi ekuitas yang tidak lagi menawarkan keuntungan yang memuaskan.

Pasar saham kemudian dapat melemah lebih jauh, tercermin dari rasio harga/laba (PE)nyang menurun. Nilai saham mungkin mulai turun karena laba perusahaan menurun.

Sementara itu, deflasi ringan biasanya tidak berdampak negatif pada obligasi. Faktanya, deflasi tingkat rendah terkadang dapat bermanfaat bagi obligasi berkualitas tinggi, jika investor memutuskan untuk memindahkan uang mereka dari saham untuk mencari investasi yang mereka anggap kurang berisiko.

Namun, deflasi yang lebih kuat juga dapat memengaruhi kelayakan obligasi bagi peminjam dan investor. Harga obligasi dapat naik karena peminjam korporat yakin bahwa melunasi pinjaman mereka akan mengakibatkan kerugian finansial. Itu karena uang yang mereka bayarkan kepada investor akan lebih berharga daripada dana yang mereka pinjam.

Terlebih lagi, jika suku bunga menurun selama periode deflasi untuk mendorong lebih banyak pinjaman dan pengeluaran, imbal hasil obligasi juga menurun. Dan jika deflasi terjadi, risiko gagal bayar obligasi dapat meningkat.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Pak Jokowi, 2 Bukti Nyata Ekonomi RI Sedang Tak Baik-baik Saja

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Krisis Ekonomi di Depan Mata, Robert Kiyosaki Beri 6 Saran Ini