ladangmas

    Release time:2024-10-07 23:44:09    source:mini soccer indoor   

ladangmas,prediksi parlay hari ini,ladangmasJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Timor Leste Ramos Horta menjadi sorotan karena memuji Indonesia di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-78 di New York pada pekan lalu.

Sebelum negara itu merdeka, dia sempat memusuhi RI. Horta menyampaikan terima kasih karena ASEAN telah memberi status pengamat atau observer ke Timor Leste pada 2022. Ucapan tersebut juga ia tujukan bagi Kamboja yang menjadi ketua blok ini di tahun sebelumnya dan Indonesia selaku ketua ASEAN pada 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia melancarkan Operasi Seroja ke Timor Leste pada Desember 1975, setelah Portugal melepas wilayah ini. Portugal menjajah daerah tersebut dari abad ke-16 atau 1702 hingga 1975.

Di masa pemerintahan kolonial, Ramos Horta merupakan salah satu aktivis yang lantang mengkritik kebijakan mereka. Imbas pertentangan itu, Portugal mengasingkan dia ke Mozambik.

Pilihan Redaksi
  • Profil Presiden Timor Leste Ramos Horta yang Sebut Nama Jokowi di PBB
  • 3 Kebijakan 'Sinting' Xi Jinping Intervensi Agama ala China
  • Tak Hanya Timor Leste, Kepulauan Solomon juga Puji RI di PBB

Ramos Horta sempat kembali ke Timor Leste, tetapi diasingkan lagi pada 1970 hingga 1971.

Pada 1975, tiga hari sebelum Indonesia melancarkan operasi militer ke Timor Leste, Ramos Horta ke luar negeri untuk bergerilya dan mencari dukungan demi kemerdekaan wilayah itu.

Dia pergi meninggalkan menteri luar negeri dari pemerintahan yang dibentuk gerakan pembebasan Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin).

Selama dua puluh tahun berikutnya, Ramos Horta berkeliling dunia untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Timor Leste, terutama di PBB.

Di PBB, Ramos Horta meyakinkan perwakilan di organisasi internasional tersebut untuk mengeluarkan resolusi yang mendukung kemerdekaan Timor-Leste.

"Meskipun menang, Indonesia tetap melanjutkan pendudukannya, sehingga ia terus mendesak PBB dan para pemimpin dunia lain untuk meyakinkan Indonesia agar memberikan kebebasan kepada Timor Leste," demikian laporan situs pemantau hak asasi manusia, humanrights.com.

Pada pertengahan 1980-an, Ramos Horta mulai menyarankan dialog dengan Indonesia. Kemudian pada 1992, ia menyampaikan usulan damai atau peace plan.

Usulan damai tersebut berisi kerja sama kemanusiaan dengan Indonesia dan kehadiran internasional yang dipimpin PBB. Ini menjadi dasar penarikan pasukan Indonesia dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Timor Leste, demikian dikutip dari Nobel Prize.

[Gambas:Video CNN]

Pada 1999, warga Timor Leste melakukan referendum. Sebanyak 78,5 persen warga memilih lepas dari Indonesia. Barulah pada 2002, Timor-Leste meraih kemerdekaan setelah PBB mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara ini.

Lalu pada 2006, Ramos Horta diangkat menjadi Perdana Menteri Timor Leste, dan terpilih sebagai Presiden pada 2007 hingga 2012. Ia kembali mengamankan kursi kepresidenan pada Mei 2022.

(bac/bac)