indo388

    Release time:2024-10-08 01:59:51    source:nabrak kucing togel   

indo388,koin domino murah,indo388Jakarta, CNN Indonesia--

Columbia University Amerika Serikat menjadi sorotan baru-baru ini usai terjadi unjuk rasa bela Palestinadi lingkungan kampus.

Kampus almamater mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tersebut juga pernah menjadi perintis gerakan kritis dari kalangan mahasiswa pada masa perang Vietnam lalu.

Lihat Juga :
Kenapa Demo Dukung Gaza di Kampus AS Cepat Meluas Bak Tsunami?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi bentrok dua kubu yang terjadi di Columbia University dalam beberapa minggu terakhir menjadi sorotan usai pihak berwenang menahan ratusan demonstran yang terlibat dalam aksi tersebut.

Namun, beberapa mahasiswa meyakini bahwa hal itu menjadi sebuah ciri khas dari kampus yang telah mengadakan pergerakan serupa pada 1968 silam.

Profesor sejarah studi AS dan Afrika dari Fordham University Mark Naison menyebut bahwa Columbia University menjadi perintis dari pergerakan kritis yang terjadi di AS.

"Ketika Anda pergi ke Columbia, Anda tahu bahwa Anda pergi ke sebuah institusi yang mendapat tempat terhormat dalam sejarah protes Amerika," ujar Naison seperti dikutip Associated Press, Rabu (1/5).

Lihat Juga :
Daftar Negara yang Ancam dan Sudah Putus Hubungan dengan Israel

"Kapan pun ada pergerakan, Anda tahu Columbia akan berada di sana," ia menambahkan.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Para mahasiswa Columbia University disebut telah melakukan aksi serupa pada 1968 atas dasar kepedulian sesama manusia.

Sebab, pihak Columbia University pernah melakukan sebuah penelitian senjata guna menyokong Perang Vietnam. Mahasiswa juga kerap menentang keras kebijakan kampus memperlakukan warga kulit hitam secara diskriminatif sebagai siswa minoritas kala itu.

Akibatnya, demonstrasi besar-besaran yang melibatkan ribuan mahasiswa terjadi di lingkungan kampus Columbia University.

Pihak berwenang diterjunkan oleh kampus untuk mengamankan situasi sekitar. Tercatat sekitar 700 orang mendapatkan perlakuan buruk dari kepolisian New York.

Lihat Juga :
Netanyahu Stres soal Surat Penangkapan dari ICC, Ancam Balas Palestina

Beberapa dari mereka mengaku mendapatkan pukulan dan tendangan dari polisi. Ratusan mahasiswa pun tertangkap imbas aksi tersebut, sama seperti yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini.

Menurut keterangan dari salah satu pemimpin aksi pada 1968, Mark Rudd, mahasiswa Columbia University memposisikan diri kritis terhadap situasi yang terjadi saat itu.

Rudd mengungkap bahwa protes saat ini 'memicu peningkatan besar dalam aktivisme mahasiswa di seluruh negeri.' Ia pun mendukung gerakan yang terjadi saat ini karena pernah berada di posisi tersebut.

"Saya dan orang lain menghabiskan sepanjang tahun setelah April 1968 berkeliling negeri, menyebarkan semangat Columbia ke kampus-kampus," ungkap Rudd.


Respons pemerintah

Berkaca dari kejadian yang sedang berlangsung, tak semua pihak menyetujui aksi yang menjalar hingga ke berbagai kampus tersebut.

Naison turut berpendapat aksi tersebut telah mengganggu kehidupan kampus hingga membuat banyak orang marah. Oleh sebab itu, aksi yang telah terjadi selama lebih dari lima dekade itu tidak sepopuler saat ini.

Lihat Juga :
Laporan Media AS: Arab Saudi Tangkap Pengkritik Israel

"Kami tidak populer di tahun 60an. Kami mencapai banyak hal. Namun kami juga membantu mendorong negara ini ke arah kanan," ucap Naison.

Namun hal yang sudah terjadi di masa lalu dapat berdampak signifikan terhadap situasi saat ini. Ini karena sejarah Columbia University sebagai kampus perintis pergerakan jadi terulang kembali.

"Apa yang kita lihat di sini adalah sekelompok orang yang melihat protes ini sebagai perpanjangan alami dari perjuangan untuk keadilan, dan sekelompok orang lain yang melihat ini sebagai serangan mematikan terhadap mereka dan sejarah serta tradisi mereka. Dan hal ini membuat sangat sulit bagi pejabat universitas untuk mengelolanya," tambah Naison.