data pengeluaran hk 2015

    Release time:2024-10-08 06:18:52    source:super gacor88 login   

data pengeluaran hk 2015,napoli vs bologna,data pengeluaran hk 2015Jakarta, CNN Indonesia--

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) doktersenior jika ditemukan keterlibatan dalam dugaan perundungan terhadap peserta PPDS FK Universitas Diponegoro (Undip).

Respons Kemenkes itu menyusul dugaan perundungan peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) FK Universitas Diponegoro(Undip) di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah yang berujung peristiwa bunuh diri.

"Kita pasti akan lakukan itu dan wewenang itu sekarang sudah ada. Jadi saya sebagai Menteri bisa mencabut SIP dan STR dokter-dokter yang memang perilakunya seperti ini dengan alasan bahwa mesti mendidik anaknya menjadi tangguh," kata Budi di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes cek detail buku harian peserta PPDS

Budi mengaku telah mengirim tim audit ke Undip. Ia mengatakan pihaknya bakal bekerja sama dengan kepolisian mengusut peristiwa bunuh diri itu.

Ia menyebut telah ditemukan catatan harian dari peserta PPDS yang bunuh diri itu.

"Kita sudah menemukan, ada bukti catatan hariannya. Jadi kita bisa melihat perkembangan moral kejiwaannya dia seperti apa. Kita juga cukup detail ditulis di buku hariannya. Jadi kita nanti akan konfirm apakah hal ini benar-benar terjadi? Kalau hal ini benar-benar terjadi, kita akan pastikan yang memperlakukan seperti ini akan kita berikan sanksi yang tegas," kata Budi.

Ia juga meminta program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro untuk dibereskan agar tidak ada praktik perundungan yang terjadi.

"Kita minta juga agar pendidikan anestesi di Universitas Diponegoro dan di Rumah Sakit Karyadi Itu harus dirapikan, harus dibereskan, tidak ada lagi perilaku-perilaku bullying seperti ini dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh, menciptakan tenaga yang tidak cengeng," katanya.

Sebelumnya, saat dikonfirmasi CNNINdonesia.com, Juru Bicara Kemenkes Mohamad Syahril mengatakan, "Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas seperti mencabut SIP dan STR bila ada dokter senior yang melakukan praktek bullying yang berakibat kematian."

Sebagai langkah cepat, Kemenkes menurutnya telah menghentikan sementara program studi Anestesi FK Undip di RSUP Dr Kariadi itu. Syahril menyebut tujuannya untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus tersebut.

Lihat Juga :
Undip Bantah Dokter Muda Meninggal Bunuh Diri karena Perundungan

Kemenkes pun meminta Universitas Diponegoro dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk turut membenahi sistem PPDS.

"Ini penghentian sementara. Kalau memang ada perundungan, maka tata kelola diperbaiki termasuk misalnya jam kerja yang melebihi dari jam kerja standar," kata dia.

Di sisi lain, Syahril juga mengingatkan pembinaan dan pengawasan PPDS ada pada Pendidikan Dokter Spesialis FK Undip bukan pada RS Kariadi, sebagai unit dari Kemenkes.

Kendati demikian, Kemenkes menurutnya sudah bergerak cepat lantaran bagaimanapun juga mahasiswa itu menjalani pendidikan di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes.

"Jadi Tim Itjen Kemenkes sudah turun ke RS Kariadi untuk menginvestigasi pemicu bunuh diri untuk memastikan apakah ini ada unsur bullying atau tidak. Investigasi Itjen mencakup kegiatan almarhumah selama di RS Kariadi," ujar Syahril.

Lihat Juga :
Guru Besar FK Undip Nilai Pemberhentian Prodi Anestesi Terlalu Dini

Kementerian Kesehatan sebelumnya menghentikan program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi Semarang buntut seorang peserta didik PPDS yang diduga mengalami perundungan hingga mengakhiri hidup.

Instruksi pemberhentian program studi anestesi FK Undip itu dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya melalui surat bernomor TK.02.02/D/44137/2024 yang ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1
(yoa, khr)