biaya moka pos

    Release time:2024-10-07 21:46:58    source:ciatoto rtp   

biaya moka pos,okewin,biaya moka posJakarta, CNN Indonesia--

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memperkirakan targetlifting minyak bumisebesar 635 ribubarrel oil per day(BOPD) tak tercapai tahun ini.

"Feelingsaya di 2024, (sekitar) 600 ribu itu ga akan tercapai, maksimum di 580 ribu barel per hari," kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (26/8).

Bahlil menuturkan pemerintah saat ini bakal terus mendorong potensi lifting minyak. Sebab, cadangannya masih ada di sumber daya alam Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, kata dia, 90 persen lifting minyak ini dikuasai oleh Pertamina dan ExxonMobil.

Terlebih, Bahlil mengklaim Indonesia memiliki sekitar 44.900 sumur. Sementara yang berproduksi saat ini hanya sekitar 16.300.

Padahal, terdapat 5.000 sumur yang bisa dioptimalkan lagi.

"Nah, ini enggak dilakukan. Nanti kita bikin lagi nanti mazhabnya mazhab IUP. Ini kan semua konsesi punya negara," imbuh Bahlil.

Lihat Juga :
Daftar 10 Instansi CPNS 2024 dengan Gaji Tertinggi

Bahlil juga membuka opsi untuk perusahaan swasta untuk ikut mengelola sumur yang potensial.

"Mending kita buka untuk swasta nasional atau swasta asing yang betul-betul mau mengelola sumur ini dengan target pendapatan negara. Target pendapatan dari 600 ribu BOPD itu sama dengan US$12 miliar. Ini kontribusi kepada negara," kata Bahlil.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mercy Chriesty Barends memprediksi minyak Indonesia bakal habis pada 2031 kalau produksi minyak siap jual alias lifting terus turun.

Sebab, realisasi lifting alias produksi minyak Indonesia yang selalu turun setiap tahunnya. Mulai dari 700 ribu barel per hari pada 2020, 660 ribu barel per hari di 2021, 612 ribu barel per hari pada 2022, dan 605 ribu barel per hari di 2023.

Lihat Juga :
Siapa Sebenarnya Pemilik Jet Pribadi yang Dipakai Kaesang-Erina ke AS?

Mercy meminta Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengevaluasi secara menyeluruh target dan capaian tersebut. Tak luput, ia menyinggung soal K3S migas.

"Kemarin Pertamina memberikan pandangan sangat optimis. Walau dari sisi hulu, receive to production flat 7 tahun," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM di DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (29/5).

"Jadi, kalau kementerian (ESDM), ditjen migas, tidak melakukan extraordinary effort, 7 tahun kemudian habis seluruh minyak kita, sampai dengan 2031 (stok minyak Indonesia)," wanti-wanti Mercy.

Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Ramson Siagian juga menyoroti capaian lifting minyak yang terus turun. Ia menyebut hal tersebut terjadi secara reguler dari tahun ke tahun dan perlu dijelaskan Kementerian ESDM.

Namun, Ramson melihat peluang lain yang bisa digenjot dari lifting gas bumi. Ia menilai ini bisa menjadi jalan transisi menuju energi baru terbarukan (EBT).

"Saya lihat di 2024 ke 2025 hanya sedikit peningkatan proyeksi lifting gas. Padahal, kita memerlukan lebih besar volume gas karena demand akan meningkat," komentar Ramson.

"Selain untuk industri apalagi pengembangan jaringan gas bumi (jargas), juga dalam proses transisi energi permintaan gas meningkat. Karena tidak mungkin kita semua langsung loncat ke listrik. Ini perlu ada priority strategypemerintah untuk memompa agar peningkatan lifting gas itu betul-betul signifikan," tambahnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)