mimpi orang meninggal padahal sudah meninggal

    Release time:2024-10-07 21:49:18    source:arti mimpi burung gagak   

mimpi orang meninggal padahal sudah meninggal,84 buku mimpi,mimpi orang meninggal padahal sudah meninggal

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Indonesia menjadi salah satu penyumbang devisa bagi Malaysia dari sektor kesehatan. Hal ini karena pasien rumah sakit di Negeri Jiran tersebut ramai berasal dari Indonesia.

Bank investasi Affin Hwang dan perusahaan investasi Daiwa, dalam laporan mengenai prospek sektor kesehatan Malaysia, mengungkapkan kontribusi pasien dari Indonesia sangat penting.

"Indonesia tetap menjadi sumber utama pasien rumah sakit bagi Malaysia, menyumbang lebih dari setengah dari total wisatawan medis Malaysia," ungkap laporan Affin Hwang & Daiwa, Sabtu (7/9/2024).

Baca:
Kompak! BI & 9 Kementerian Siap Gencarkan Buang Dolar AS

Affin Hwang dan Daiwa mengungkapkan fenomena ini terjadi karena kedekatan geografis, kesamaan bahasa dan budaya, serta harga layanan medis di Malaysia yang relatif lebih kompetitif dibandingkan dengan negara tetangganya, Singapura dan Thailand.

Dominasi pasien yang berasal dari Indonesia memang sudah terjadi sejak lama, bahkan terus terjadi peningkatan.

Perusahaan konsultasi Alvarez & Marsal mengungkapkan kontribusi pasien dari Indonesia yang berobat ke Malaysia mencapai 66% pada 2019, tertinggi dibandingkan negara lainnya. Sementara pada 2011 kontribusi sebesar 57%.

Pasien dari Indonesia berkontribusi terhadap 50% volume pasien rumah sakit di Penang yang berasal dari luar negeri. Kebanyakan warga Medan dan Aceh yang memanfaatkan layanan kesehatan dari Penang.

Baca:
Jokowi Resah Banyak Warga Berobat ke LN, RI Kehilangan Rp180 T

Kemudian, kontribusi warga dari Indonesia terhadap volume pasien rumah sakit di Kuala Lumpur mencapai 40%. Warga dari Jakarta dan Surabaya yang paling banyak berobat ke ibu kota Malaysia tersebut.

Adapun kota di Malaysia yang jadi tujuan utama masyarakat Indonesia untuk mendapatkan fasilitas kesehatan adalah rumah sakit yang berada di Penang dan Kuala Lumpur dengan tujuan berobat yang beragam.

Baca:
Bali Bakal Punya Rumah Sakit Internasional, Operasi Tahun Ini

Infrastruktur Kesehatan Kurang, Bikin Warga RI Berobat ke Luar Negeri

Alasan warga Indonesia ke rumah sakit luar negeri termasuk Malaysia adalah karena kurangnya infrastruktur dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Alvarez & Marsal dalam penelitannya mengemukakan bahwa setiap tahun, sekitar 2 juta warga Indonesia bepergian ke luar negeri untuk pemeriksaan dan pengobatan medis, menghabiskan sekitar US$9 miliar atau Rp138,6 triliun (kurs = Rp15.400/US$).

Fenomena ini mendapatkan sorotan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengungkapkan masih banyak masyarakat yang sakit berobat ke luar negeri. Padahal Indonesia sudah memiliki banyak rumah sakit (RS) dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni.

Baca:
Jokowi Terbitkan Aturan Soal Penanganan Kekerasan Seksual, Ini Isinya!

"Apa mau kita terus teruskan? Rp 165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu. Itu karena ada modal keluar, capital outflow," tutur Jokowi, pada Senin (6/3/2023). 

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, pemerintah sangat mendukung pembangunan rumah sakit untuk membangun infrastruktur kesehatan Indonesia yang saat ini masih tertinggal. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), rasio tempat tidur per kapita secara keseluruhan di Indonesia saat ini adalah 1,38 tempat tidur per 1.000 per 2023.

Meskipun jumlah tersebut sudah sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1 per 1.000. Namun di beberapa wilayah masih di bawah itu seperti Papua Tengah 0,7 per 1.000 penduduk dan Papua Pegunungan 0,4 per 1.000 penduduk.

Selain itu, di Indonesia mengalami kekurangan jumlah dokter. Hal ini terlihat dari rasio dokter terhadap penduduk yang cukup kecil.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Our World in Data, rata-rata rasio dokter per 1.000 penduduk di dunia yakni di angka 1,75 pada 2017. Artinya terdapat 175 dokter per 100.000 penduduk.

Sementara di Indonesia sendiri pada 2019, rasio dokter terhadap 1.000 penduduk hanya 0,47 atau jauh lebih rendah dibandingkan rasio rata-rata di dunia. Dengan kata lain hanya 47 dokter per setiap 100.000 penduduk.

Baca:
Sejarah Baru, Rumah Sakit RI Operasi Bedah Jarak Jauh Bali-Jakarta

Jika dilakukan pemeringkatan, Indonesia berada di posisi 147 dari 205 negara di dunia atau peringkat ke delapan di ASEAN.

Saat ini saja, jumlah tenaga medis (dokter umum dan dokter spesialis) di Indonesia sebanyak 202.967 orang. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia per 2024 sekitar 281.603.779.

Standar World Health Organization (WHO) sendiri untuk rasio dokter terhadap jumlah penduduk adalah 1 dokter per 1.000 orang. Sementara dengan jumlah yang ada saat ini, rasio existing Indonesia hanya 0,72 per 1.000 penduduk. Dengan kata lain, Indonesia membutuhkan sekitar 78.663 dokter untuk mencapai standar WHO tersebut.

Rasio yang sangat rendah ini pun cukup terbelakang jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Saat ini hanya tiga negara yang memenuhi standar WHO, yakni Singapura (2,46), Malaysia (2,286), dan Brunei (1,609).

Jumlah dokter spesialis di Indonesia pun terpantau sangat mengkhawatirkan. Kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi dan dibutuhkan waktu lama untuk menutup kekurangan tersebut.

Secara distribusi, dokter spesialis 59% terkonsentrasi di Pulau Jawa sehingga menyebabkan lebih dari 30 provinsi di Indonesia kekurangan dokter spesialis.

Oleh karena itu dibutuhkan sekitar 2.700 lulusan spesialis per tahun untuk menutup gap yang ada saat ini.

Dokter spesialis yang dibutuhkan yakni Sp. Anak, Sp. Penyakit Dalam, Sp. Bedah, Sp. Obsgin, Sp. Anestasi, Sp. Radiologi, dan Sp. Patologi Klinik.

Ketujuh tenaga dokter spesialis tersebut sangat dibutuhkan di Indonesia mengingat sebanyak 34% Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) belum memiliki tujuh dokter spesialis dasar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">