erek erek burung kutilang 3d

    Release time:2024-10-09 22:13:59    source:prediksi macau pusat archives   

erek erek burung kutilang 3d,apa itu soccer,erek erek burung kutilang 3dJakarta, CNN Indonesia--

Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa galaksi Bima Sakti, tempat Bumi bernaung, dapat bertabrakan dengan galaksi-galaksi lainnya, termasuk yang ukurannya lebih besar, Andromeda.

NASA mengatakan meski tabrakan galaksi merupakan peristiwa normal, mereka menduga tabrakan ini tidak dapat dihindari (dalam miliaran tahun). Sebuah penelitian terbaru menyatakan dengan pengetahuan saat ini tentang Andromeda, tabrakan di masa depan masih belum bisa dipastikan dan memiliki peluang sekitar 50-50.

Para astronom menduga, apabila galaksi Bima Sakti benar bertabrakan dengan Andromeda, hal tersebut akan menciptakan galaksi raksasa berbentuk telur. Namun, apa yang terjadi pada bintang dan planet-planet yang adai Bima Sakti, termasuk Bumi?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sangat mungkin sebuah galaksi akan bertemu dengan galaksi yang sebanding atau lebih kecil selama masa hidupnya," kata Diego Muñoz, ahli astrofisika di Northern Arizona University, mengutip Mashable, Jumat (30/8).

Namun, peristiwa ini tidak berarti malapetaka bagi tata surya kita. "Kemungkinan besar tata surya kita tidak akan terpengaruh," kata Muñoz.

Alasan utamanya adalah karena ruang angkasa sangat luas; ada jarak yang sangat jauh di antara bintang-bintang, dan bintang-bintang itu relatif sangat kecil.

"Bahkan, jika Anda mengecilkan matahari hingga seukuran butiran pasir, jarak ke bintang terdekat akan diukur dalam mil. Hal ini membuat pertemuan dekat dengan bintang lain menjadi sangat tidak mungkin, bahkan saat terjadi penggabungan galaksi," ujar Sally Dodson-Robinson, ilmuwan planet di University of Delaware.

Lihat Juga :
Pakar Temukan Bintang-bintang Bermigrasi ke Galaksi Lain

Terlebih lagi, bintang dan sistem tata surya tidak dapat menandingi kekuatan gravitasi galaksi yang lebih besar. Tata surya akan mengorbit di sekitar inti galaksi, seperti halnya sistem kita yang menyelesaikan orbitnya mengelilingi Bima Sakti setiap 240 juta tahun, dan tidak tertarik ke dalam satu sama lain saat galaksi bergabung.

Tabrakan antara galaksi-galaksi yang lebih tua, bagaimanapun juga, bisa memunculkan aktivitas bintang ketika gas-gas galaksi bertabrakan dan mengembun. Awan gas yang berat bisa runtuh dan mendorong terbentuknya bintang-bintang baru.

"Ini akan menciptakan kembang api," kata Nelson Caldwell, seorang astronom observasional di Pusat Astrofisika Harvard & Smithsonian.

Apa yang berubah setelah tabrakan galaksi?

Tabrakan galaksi tidak akan melontarkan planet-planet dan bintang-bintang seperti bola biliar. Tapi, tabrakan itu akan mengubah banyak hal, beberapa di antaranya tampak jelas.

Munoz menjelaskan ketika ratusan juta bintang bergabung, objek-objek akan ditata ulang. Bintang dan sistem keplanetan yang ada di dalamnya akan berpindah ke tempat yang baru. Matahari, misalnya, bisa jadi akan berada lebih jauh dari pusat galaksi barunya yang berbentuk telur, yang disebut galaksi elips.

Dodson-Robinson juga mengatakan setelah tabrakan tersebut, planet-planet masih akan terus mengorbit seperti biasa, meskipun pola rasi bintang yang terlihat dari setiap planet akan berubah.

Lihat Juga :
NASA Ungkap Foto 'Penguin Jaga Telur', Jarak 326 Juta Tahun Cahaya

Kemudian, Andromeda juga secara bertahap akan menjadi fitur yang dominan dan mengesankan di langit malam, seperti yang digambarkan NASA dalam visualisasi. Galaksi raksasa yang saat ini hanya tampak samar-samar di langit, akan tumbuh semakin besar dan semakin besar, hingga akhirnya bertabrakan dengan Bima Sakti dan memicu pembentukan bintang-bintang yang sangat terang.

Pada akhirnya, setelah miliaran tahun, pemandangan dari Bumi, atau planet seperti Bumi, akan tampak seperti pemandangan yang digambarkan sebagai pusat galaksi elips yang sangat terang.

Perubahan di langit ini, tentu saja, tidak akan terjadi dengan cepat. Perubahan itu akan terjadi selama miliaran tahun. Sebuah peradaban yang berumur sangat panjang dapat mengamati perubahan kosmik yang luar biasa ini, tetapi tidak demikian dengan umur manusia yang relatif pendek.

"Setiap orang tidak akan bisa melihat benda-benda bergerak," kata Jackson Taylor, mahasiswa PhD di West Virginia University yang meneliti pulsar, exoplanet, dan gelombang gravitasi.

Namun, menurut beberapa penelitian baru yang populer, yang disebutkan di atas, belum tentu peristiwa luar angkasa ini akan terjadi. Hal ini dikarenakan Bima Sakti dan Andromeda mendiami "kelompok lokal" galaksi, dan dua di antaranya (M33 dan Awan Magellan Besar) mungkin memiliki pengaruh gravitasi yang menghalangi tabrakan tersebut.

(tim/dmi)