vavaslot88 login

    Release time:2024-10-07 22:07:59    source:erek72   

vavaslot88 login,prediksi persis vs pss sleman,vavaslot88 loginJakarta, CNN Indonesia--

Sejumlah warga Palestinaberbondong-bondong jalan sambil mengibarkan bendera putih saat mereka mengikuti perintah Israeluntuk evakuasi dari Gaza utara ke selatan.

Dalam video yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (7/11), warga sipil yang terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia terlihat memegang kartu identitas mereka dan bendera putih sambil berjalan dalam jeda empat jam yang diberikan militer Tel Aviv.

Lihat Juga :
Eks PM Israel soal Agresi di Gaza: Netanyahu Stres Sadar Salah Langkah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ola al-Ghul, perempuan warga Gaza yang turut mengungsi, juga mengaku merasakan kengerian saat mereka diminta berjalan di antara jenazah yang bergelimpangan dan pasukan Israel yang bersiap menggempur kapan saja.

"Itu sangat menakutkan. Kami mengangkat tangan kami dan terus berjalan. Ada begitu banyak dari kami yang memegang bendera putih," katanya kepada AFP.

Amira al-Sakani juga mengaku melihat "mayat para martir, beberapa berkeping-keping" saat dirinya berjalan kaki dari pusat Gaza ke selatan. Sambil menggendong anak-anaknya, ia tak tahu bahwa perjalanan untuk evakuasi akan sejauh dan semengerikan itu.

[Gambas:Video CNN]

"Kami menginginkan perdamaian, cukup sudah. Kami lelah. Kami ingin masa depan yang bahagia," tutur dia.

Mayoritas dari 2,4 juta warga Gaza telah kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel sejak diluncurkan 7 Oktober lalu. Menurut PBB, sekitar 1,5 juta orang melarikan diri imbas agresi.

Lihat Juga :
Berapa Perbandingan Biaya Satu Rudal Iron Dome Israel vs Roket Hamas?

Lebih dari 10.300 warga Palestina tewas hingga Selasa (7/11). Sebanyak 4.200 di antaranya merupakan anak-anak.

Haitham Noureddine mengatakan kepada AFP bahwa dia berjalan empat kilometer bersama ibu dan kerabatnya sampai mereka tiba di kamp pengungsian Bureij selatan.

Sambil memegang tongkat, Hatim Abu Riash mengungkapkan ketakutannya saat berjalan melewati pasukan Israel.

"Di sebelah tentara, di samping senjata, di samping tank dan pesawat udara. Itu benar-benar mengerikan," ucap dia, yang melarikan diri dari kamp pengungsian Jabalia.

Jabalia adalah kamp yang terus menjadi target serangan Israel sejak konflik pecah.

"Kami bukan teroris. Kami warga sipil. Kami ingin hidup dengan tenang," tambahnya.

Lihat Juga :
Israel Berondong Konvoi Bantuan Kemanusiaan Palang Merah di Gaza

Penderitaan warga Gaza pada faktanya tidak berakhir meski mereka mengevakuasikan diri ke tengah maupun selatan. Pasalnya, fasilitas di tempat pengungsian sangat terbatas dan berbagai penyakit merajalela.

Dalam satu kasus, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 600 orang berbagi satu toilet saja.

Terdapat pula ribuan kasus penyakit pernapasan akut, infeksi kulit, diare, hingga cacar air, di saat warga kesulitan mengakses air bersih dan obat-obatan.

(blq/bac)