bos toto togel

    Release time:2024-10-07 22:16:40    source:kerbau erek erek   

bos toto togel,asiahebat,bos toto togelJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) luar bisa G20perdana sejak menginvasi Ukraina.

KTT luar biasa ini digelar oleh India, tuan rumah G20 tahun ini, di tengah agresi Israel ke Palestina pada Rabu (22/11). Dalam pidatonya, Putin menyinggung proses negosiasi Rusia-Ukraina hingga krisis di Jalur Gaza.

Lihat Juga :
Gencatan di Gaza, Netanyahu Perintahkan Mossad Habisi Pemimpin Hamas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tahun sebelumnya yakni pada 2022, Putin kembali mengutus Lavrov untuk mewakili dirinya di G20 Bali.

Di kesempatan ini, Putin mengungkapkan bahwa perang dan nyawa yang melayang sangat mengejutkan bagi semua orang. Dia lantas menyinggung peristiwa di Ukraina pada 2014 atau yang disebut Revolusi Maidan.

Banner artikel Ceasefirenow

Dia menyebut insiden di tahun itu sebagai "kudeta berdarah rezim Kiev melawan rakyat sendiri di Donbass." Putin juga membandingkan kejadian di Ukraina sembilan tahun silam dengan agresi di Palestina.

"Apakah itu tidak mengejutkan Anda? Anda tak terkejut dengan pemusnahan warga sipil di Palestina dan Jalur Gaza saat ini?," ungkap Putin.

Putin juga menyinggung para dokter di Gaza terpaksa mengoperasi anak tanpa anestesi saat kekurangan pasokan medis gegara blokade Israel.

"Tidakkah Anda terkejut Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bahwa Gaza telah berubah menjadi kuburan anak-anak yang sangat besar," ucap Putin lagi.

Pilihan Redaksi
  • Israel-Hamas Gencatan Senjata, Apakah Perang di Gaza Bisa Berakhir?
  • Gencatan Senjata Molor, Israel Masih Bombardir Gaza Tanpa Ampun
  • Kapal Perang AS Tembak Jatuh Drone-drone Houthi Yaman di Laut Merah

Palestina menjadi perhatian dunia usai Israel melancarkan agresi sejak 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan milisi Hamas.

Israel juga memblokade total Jalur Gaza dan sangat membatasi bantuan kemanusiaan masuk. Warga dan fasilitas medis padahal sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Sepanjang agresi, Israel juga menyerang warga dan objek sipil. Imbas serangan itu, lebih dari 14.000 jiwa termasuk sekitar 7.000 anak-anak di Palestina meninggal.

(isa/rds)