qqgaming88

    Release time:2024-10-08 06:00:21    source:808 live score   

qqgaming88,mage 77,qqgaming88Jakarta, CNN Indonesia--

Menteri Keuangan Sri Mulyanimengungkapkan pembiayaan atau penarikan utang pemerintahmencapai Rp72 triliun per 15 Maret 2024.

Penarikan utang itu dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp70,2 triliun dan pinjaman Rp1,9 triliun.

Sri Mulyani mengatakan penarikan utang ini baru mencapai 11,1 persen terhadap APBN. Adapun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penarikan utang ini turun 60,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan saat ini APBN 2024 masih on track dalam pembiayaan utang. Ia menyebut dalam UU APBN 2024, target pembiayaan utang mencapai Rp648 triliun.

"Jadi realisasi sampai 15 Maret (2024) itu relatif dalam posisi baik," katanya.

Pihaknya pun akan terus menjaga arus pembiayaan utang sesuai kondisi pasar uang dan obligasi, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

Terlepas dari itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah naik menjadi Rp8.253,09 triliun per Januari 2024. Jumlah utang ini naik sebesar Rp108,4 triliun dibandingkan utang di Desember 2023, yakni sebesar Rp8.144,69 triliun.

Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di bawah batas aman 60 persen. Rasio utang per Januari 2024 berada di level 38,75 persen.

"Rasio utang ini juga serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40 persen," begitu isi laporan Kemenkeu dalam Buku APBN KiTA, Selasa (26/2).

Utang pemerintah pada Januari 2024 didominasi oleh surat berharga negara (SBN), yakni sebesar 88,19 persen atau Rp7.278,03 triliun. Lalu sisanya pinjaman yang mencakup 11,81 persen atau sebesar Rp975,06 triliun.

Secara rinci, utang SBN terdiri dari SBN domestik sebesar Rp5.873,38 triliun dan SBN Valas atau mata uang asing sebesar Rp1.404,65 triliun

Rinciannya, SBN domestik terbagi atas Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp4.741,85 triliun dan SBN Syariah sebesar Rp1.131,54 triliun.

Sementara, SBN Valas terbagi atas SUN sebesar Rp1.058,17 triliun dan SBN Syariah sebesar Rp346,49 triliun.

Selanjutnya, utang dari pinjaman terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp36,23 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp938,83 triliun.

"Pemerintah senantiasa mengelola utang secara cermat dan terukur dengan memperhatikan komposisi mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo yang optimal," tulis Kemenkeu.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/pta)